cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Forum Arkeologi
Published by Balai Arkeologi Bali
ISSN : 08543232     EISSN : 25276832     DOI : -
Core Subject : Humanities, Art,
Forum Arkeologi Journal as a media for disseminating various information related to culture in the past, based on the results of archaeological research and cultural scientific studies. Forum Arkeologi Journal is a scientific journal published by Balai Arkeologi Bali since 1988. Forum Arkeologi Journal published twice a year. Each article published in Forum Arkeologi reviewed by at least two peer-reviewers who have the competence and appropriate field of expertise. Editorial received writings of archaeological research, history, ethnography, anthropology, and other supporting science related to human and culture. Forum Arkeologi is accredited as national scientific journal number 772 / AU1 / P2MI-LIPI / 08 / 2017. Starting at the end of 2016, Forum Arkeologi begins to use electronic journal systems following technological and information developments and facilitate reader access.
Arjuna Subject : -
Articles 9 Documents
Search results for , issue "VOLUME 29, NOMOR 3, NOVEMBER 2016" : 9 Documents clear
PERKEMBANGAN AKSARA KWADRAT DI JAWA TENGAH, JAWA TIMUR, DAN BALI: ANALISIS PALEOGRAFI Titi Surti Nastiti
Forum Arkeologi VOLUME 29, NOMOR 3, NOVEMBER 2016
Publisher : Balai Arkeologi Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2762.181 KB) | DOI: 10.24832/fa.v29i3.94

Abstract

To date, kwadrat script always associated with Kadiri era from 12th century, so that it is known as “kwadrat kadiri”. Besides in Central Java and East Java, there are some inscriptions in Bali which use kwadrat script. This research aims to know the development of kwadrat script and since when this script was used. Besides, it is also to track the historical relation of the use of kwadrat in Java, especially East Java with Bali. This research uses analitical-descriptive method and paleography approach. Based on paleography analysis, it is known that kwadrat script had been known since the era of King Dharmawangsa Tguh (± 991-1016). This script was brought to Bali by King Dharmawangsa Tguh’s sister named Gunapriya Dharmapatni/Mahendradatta who married King Udayana from Bali. If the two siblings had known kwadrat script, it means that the script had been known since the reign of their parent named Makutawangsawarddhana. Aksara kwadrat selama ini selalu dikaitkan dengan masa Kaḍiri dari abad ke-12 sehingga dikenal dengan istilah “kwadrat kaḍiri”. Selain di Jawa Tengah dan Jawa Timur, ada beberapa prasasti dari Bali yang menggunakan aksara kwadrat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan aksara kwadrat dan sejak kapan aksara kwadrat ini dipakai. Selain itu juga untuk menelusuri hubungan kesejarahan pemakaian aksara kwadrat di Jawa, terutama Jawa Timur dengan Bali. Dalam penelitian ini, metode yang dipakai adalah metode deskriptif analitis dengan pendekatan paleografi. Berdasarkan analisis paleografi dapat diketahui bahwa aksara kwadrat adalah aksara yang telah dikenal sejak masa raja Dharmawangśa Tguḥ (± 991–1016). Aksara ini dikenal di Bali karena dibawa oleh saudara perempuan Dharmawangśa Tguḥ, Guṇapriya Dharmapatnī/Mahendradattā yang menikah dengan raja Udāyana dari Bali. Jika kedua bersaudara tersebut telah mengenal aksara kwadrat, aksara tersebut telah dikenal sejak masa pemerintahan orang tua Dharmawangśa Tguḥ dan Guṇapriyadharmapatnī, yaitu Makuṭawangsawarddhana.
BACK COVER FORUM ARKEOLOGI VOL. 29 NO. 3 NOVEMBER 2016 Forum Arkeologi
Forum Arkeologi VOLUME 29, NOMOR 3, NOVEMBER 2016
Publisher : Balai Arkeologi Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2636.528 KB) | DOI: 10.24832/fa.v29i3.421

Abstract

UANG KEPENG DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT HINDU BALI DI ERA GLOBALISASI Nyoman Arisanti
Forum Arkeologi VOLUME 29, NOMOR 3, NOVEMBER 2016
Publisher : Balai Arkeologi Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (889.619 KB) | DOI: 10.24832/fa.v29i3.119

Abstract

The use of kepeng (chinese coin) in Bali is the result of the mixture of cultures among Chinese ethnic with Balinese ethnic which still survive to this day. This research aims to know the perspectives of Hindu society in Bali regarding the existence of kepeng and to know the preservation of kepeng in the middle of globalization era. This research uses qualitative method. Data were collected through observation, interview, and documents tracking. Data analysis uses qualitative analysis through data reduction, presentation, and conclusion. The result of this research shows that the Hindu society in Bali has various perspectives regarding the existence of kepeng. Kepeng has religious meaning because it closely associated with religious ideology. It also has economic and mythical meaning for the society. High need of kepeng causes reproduction and innovation to maintain its sustainability. Penggunaan uang kepeng di Bali merupakan hasil percampuran budaya antara etnis Tionghoa dengan etnis Bali yang masih bertahan hingga saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perspektif masyarakat Hindu di Bali terhadap keberadaan uang kepeng dan untuk mengetahui pelestarian uang kepeng di tengah era globalisasi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan penelusuran dokumen. Analisis data menggunakan analisis kualitatif melalui tahap reduksi data, penyajian data, dan pengambilan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat Hindu di Bali memiliki berbagai perspektif mengenai keberadaan uang kepeng. Uang kepeng memiliki makna religius karena berkaitan erat dengan ideologi agama. Uang kepeng juga memiliki makna ekonomi dan mistis bagi masyarakat. Tingginya kebutuhan terhadap uang kepeng menimbulkan upaya reproduksi dan inovasi untuk menjaga kelestarian uang kepeng.
MAKNA SAPATHA PADA PRASASTI SUKAWANA I Wayan Sumerata
Forum Arkeologi VOLUME 29, NOMOR 3, NOVEMBER 2016
Publisher : Balai Arkeologi Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (847.529 KB) | DOI: 10.24832/fa.v29i3.90

Abstract

Weak social control in the past caused the king issued sapatha which listed in an inscription. This research aims to reveal the meaning of sapatha and the elements which influence it. Therefore, understanding of sapatha will be known overall and understood by people especially those who inherited it. Data were collected through observation, direct reading, and literature study related to inscription researches in Kintamani area. The data were analyzed based on inscription analysis technic with some steps namely source identification through transliteration and translation. Data interpretation was done by generally describing groups of inscription which contain sapatha and presented descriptive-qualitatively. Groups of Sukawana Inscription which contain sapatha are inscriptions of Sukawana AII which was issued by King Anak Wungsu dated from 976 Saka or 1054 A.D and Sukawana D which was issued by King Patih Kebo Parud. Sapatha is a social control which contains several meanings namely power, religion, and law. Those meanings show the greatness of the power domination in any interest. Kontrol sosial yang sangat lemah pada masa lalu menyebabkan raja mengeluarkan sapatha yang dicantumkan dalam sebuah prasasti. Penelitian ini bertujuan untuk memahami makna yang terkandung dalam sapatha dan unsur-unsur yang mempengaruhinya. Dengan demikian pemahaman terhadap sapatha akan diketahui secara menyeluruh dan dapat memberikan pengertian terhadap masyarakat, khususnya masyarakat yang mewarisinya. Tahap pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan dan pembacaan langsung, serta studi kepustakaan terhadap berbagai literatur yang berkaitan dengan penelitian prasasti di wilayah Kintamani. Tahap analisis data dilakukan berdasarkan teknik analisis prasasti dengan tahapan seperti identifikasi sumber melalui alih aksara dan alih bahasa. Tahap penafsiran data dilakukan dengan memaparkan isi secara umum kelompok Prasasti yang memuat tentang sapatha, dan disajikan secara deskriptifkualitatif. Kelompok Prasasti Sukawana yang memuat tentang sapatha adalah prasasti Sukawana AII yang dikeluarkan oleh raja Anak Wungsu berangka tahun 976 Saka atau 1054 dan prasasti Sukawana D yang dikeluarkan oleh Raja Patih Kebo Parud. Sapatha merupakan sebuah kontrol sosial yang mengandung beberapa makna seperti makna kekuasaan, religi, dan hukum. Semua makna tersebut menunjukkan besarnya dominasi kekuasaan dalam bebagai kepentingan.
COVER FORUM ARKEOLOGI VOL. 29 NO. 3 NOVEMBER 2016 Forum Arkeologi
Forum Arkeologi VOLUME 29, NOMOR 3, NOVEMBER 2016
Publisher : Balai Arkeologi Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3750.054 KB) | DOI: 10.24832/fa.v29i3.418

Abstract

REVITALISASI MUSEUM MANUSIA PURBA GILIMANUK Ida Ayu Gede Megasuari Indria
Forum Arkeologi VOLUME 29, NOMOR 3, NOVEMBER 2016
Publisher : Balai Arkeologi Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (650.312 KB) | DOI: 10.24832/fa.v29i3.92

Abstract

Revitalization of the Ancient Man Museum of Gilimanuk is very important to do as a first step to establish better communication between the museum and the community it serves. This study aims to describe the revitalization performed at the Ancient Man Museum of Gilimanuk and its relation to the strengthening of national identity. Data collection was conducted through observation, interview, and literature study. Data analysis in this research was conducted using qualitative analysis through descriptive technique and philosophical approach. The result shows that the revitalization performed at the Ancient Man Museum of Gilimanuk includes updating the interior of the main exhibit hall and also a site museum arrangement in accordance with the concept of the new museum. The revitalization at the Ancient Man Museum of Gilimanuk can increase the public awareness of their cultural identity. Revitalisasi sangat penting dilakukan sebagai langkah awal untuk membangun komunikasi yang lebih baik antara Museum Manusia Purba Gilimanuk dan masyarakat yang dilayani. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan revitalisasi yang dilakukan di Museum Manusia Purba Gilimanuk dan kaitannya dengan penguatan identitas bangsa. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan studi kepustakaan. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan analisis kualitatif dengan teknik deskriptif dan pendekatan filosofis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa revitalisasi yang dilakukan di Museum Manusia Purba Gilimanuk meliputi pembaharuan interior ruang pameran utama dan juga penataan ruang site-museum sesuai dengan konsep new museum. Adanya revitalisasi di Museum Manusia Purba Gilimanuk dapat berpengaruh pada meningkatnya kesadaran masyarakat akan identitas budayanya.
PREFACE FORUM ARKEOLOGI VOL. 29 NO. 3 NOVEMBER 2016 Forum Arkeologi
Forum Arkeologi VOLUME 29, NOMOR 3, NOVEMBER 2016
Publisher : Balai Arkeologi Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1047.662 KB) | DOI: 10.24832/fa.v29i3.419

Abstract

KAJIAN EPIGRAFIS PRASASTI BABAHAN Hedwi Prihatmoko
Forum Arkeologi VOLUME 29, NOMOR 3, NOVEMBER 2016
Publisher : Balai Arkeologi Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1428.956 KB) | DOI: 10.24832/fa.v29i3.100

Abstract

Babahan inscriptions are not fully published until now. Historical data which were revealed from Babahan inscriptions are very limited. This research aims to reconstruct cultural history and reveal social institutions depicted in Babahan inscriptions in order to add historical data of ancient Bali. The data were collected through observation, such as physical attributes, material, amount of plates, amount of lines on every plate, type of letters, and type of languages, then continued with literature study. Analysis was done through transliteration, editing, and translation. Interpretation is presented descriptively by placing it in the context of ancient Bali history. The result of this research is that Babahan inscriptions could be grouped into two groups. Group one uses ancient Balinese letter and language which was issued by King Ugrasena. Group two uses ancient Javanese letter and language which was issued by King Wālaprabhu. The social institutions, depicted by Babahan inscriptions, are political and religious institutions. Political institution is depicted through the mentions of official positions in the government and social order in society. Religious institution is depicted through the mentions of official positions of religious leaders, sacred places, the idea of king leadership, and ṡapatha. Prasasti Babahan merupakan kelompok prasasti yang belum diterbitkan secara utuh. Data sejarah yang diungkapkan dari Prasasti Babahan masih sangat terbatas hingga saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan rekonstruksi sejarah kebudayaan dan mengungkapkan gambaran pranata sosial yang ada di dalamnya untuk melengkapi penyusunan sejarah Bali kuno. Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan langsung terhadap unsur fisik, bahan, jumlah lempeng, jumlah baris tiap lempeng, jenis aksara, dan jenis bahasa, serta studi kepustakaan. Analisis dilakukan melalui alih aksara, penyuntingan prasasti, dan alih bahasa. Penafsiran disajikan secara deskriptif dengan menempatkannya di dalam konteks sejarah Bali kuno. Hasil penelitian ini adalah Prasasti Babahan merupakan prasasti sima yang terdiri dari dua kelompok. Kelompok I menggunakan aksara dan bahasa Bali kuno yang dikeluarkan oleh Raja Ugrasena, sedangkan kelompok II menggunakan aksara dan bahasa Jawa kuno yang dikeluarkan oleh Raja Wālaprabhu. Pranata sosial yang tampak dari Prasasti Babahan adalah pranata politik dan agama. Pranata politik digambarkan melalui penyebutan nama jabatan di pemerintahan dan tatanan sosial di masyarakat. Pranata agama digambarkan melalui penyebutan nama jabatan pemuka agama, tempat suci keagamaan, gagasan kepemimpinan raja, dan ṡapatha.
APPENDIX FORUM ARKEOLOGI VOL. 29 NO. 3 NOVEMBER 2016 Forum Arkeologi
Forum Arkeologi VOLUME 29, NOMOR 3, NOVEMBER 2016
Publisher : Balai Arkeologi Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2280.562 KB) | DOI: 10.24832/fa.v29i3.420

Abstract

Page 1 of 1 | Total Record : 9


Filter by Year

2016 2016


Filter By Issues
All Issue VOLUME 34, NOMOR 2, OKTOBER 2021 VOLUME 34, NOMOR 1, APRIL 2021 VOLUME 33, NOMOR 2, OKTOBER 2020 VOLUME 33, NOMOR 1, April, 2020 VOLUME 32, NOMOR 2, OKTOBER, 2019 VOLUME 32, NOMOR 1, APRIL, 2019 VOLUME 31, NOMOR 2, OKTOBER, 2018 VOLUME 31, NOMOR 1, APRIL 2018 VOLUME 30, NOMOR 2, OKTOBER 2017 VOLUME 30, NOMOR 1, APRIL 2017 VOLUME 29, NOMOR 3, NOVEMBER 2016 VOLUME 29, NOMOR 2, AGUSTUS 2016 VOLUME 29, NOMOR 1, APRIL 2016 VOLUME 28, NO 3, NOVEMBER 2015 VOLUME 28, NOMOR 3, NOVEMBER 2015 VOLUME 28, NOMOR 2, AGUSTUS 2015 VOLUME 28, NOMOR 1, APRIL 2015 VOLUME 27, NOMOR 3, NOVEMBER 2014 VOLUME 27, NOMOR 2, AGUSTUS 2014 VOLUME 27, NOMOR 1, APRIL 2014 VOLUME 26, NOMOR 3, NOVEMBER 2013 VOLUME 26, NOMOR 2, AGUSTUS 2013 VOLUME 26, NOMOR 1, APRIL 2013 VOLUME 25, NOMOR 3, NOVEMBER 2012 VOLUME 25, NOMOR 2, AGUSTUS 2012 VOLUME 25, NO 1, APRIL 2012 VOLUME 25, NOMOR 1, APRIL 2012 VOLUME 24, NOMOR 3, NOVEMBER 2011 VOLUME 24, NOMOR 2, AGUSTUS 2011 VOLUME 24, NOMOR 1, APRIL 2011 VOLUME 23, NOMOR 3, NOVEMBER 2010 VOLUME 23, NOMOR 2, AGUSTUS 2010 VOLUME 23, NOMOR 1, APRIL 2010 VOLUME 22, NOMOR 1, MEI 2009 VOLUME 21, NOMOR 3, OKTOBER 2008 VOLUME 21, NOMOR 2, JULI 2008 VOLUME 21, NOMOR 1, MEI 2008 VOLUME 20, NOMOR 1, MEI 2007 VOLUME 19, NOMOR 2, OKTOBER 2006 VOLUME 19, NOMOR 1, MEI 2006 VOLUME 17, NOMOR 1, JUNI 2004 VOLUME 16, NOMOR 3, SEPTEMBER 2003 VOLUME 16, NOMOR 2, JUNI 2003 VOLUME 15, NOMOR 2, SEPTEMBER 2002 VOLUME 15, NOMOR 1, JUNI 2002 VOLUME 14, NOMOR 1, JULI 2001 VOLUME 13, NOMOR 2, NOVEMBER 2000 VOLUME 13, NOMOR 1, JUNI 2000 VOLUME 11, NOMOR 2, DESEMBER 1999 VOLUME 11, NOMOR 2, DESEMBER 1998 VOLUME 11, NOMOR 1, JANUARI 1998 VOLUME 10, NOMOR 2, NOVEMBER 1997 VOLUME 10, NOMOR 1, JUNI 1997 VOLUME 9, NOMOR 1, JANUARI 1996 VOLUME 8, NOMOR 2, MARET 1995 VOLUME 6, NOMOR 2, SEPTEMBER 1993 VOLUME 6, NOMOR 1, MARET 1993 VOLUME 2, NOMOR 2, FEBRUARI 1990 VOLUME 2, NOMOR 1, FEBRUARI 1989 More Issue